Hachiko menyatukan kembali pelindungnya secara simbolis melalui patung baru

Kisah cinta yang indah antara anjing Hachiko dan pemiliknya, ilmuwan pertanian dan profesor universitas, Hidesaburō Ueno, disebut-sebut sebagai simbol kesetaraan di Jepang, negara asal keduanya, dan kini, dengan bantuan Hollywood, kisah ini telah melampaui batas-batas negara dan menaklukkan seluruh dunia.

Setiap hari suci, setiap kali sang profesor pergi bekerja di pagi hari, Hackicko akan menemaninya ke stasiun kereta api, dan di sana dia akan tinggal sampai dia kembali.

Foto: Reproduksi/rocketnews24

Hubungan keterlibatan mereka membangkitkan emosi yang baik di masyarakat setempat, yang melihat mereka sebagai sesuatu yang tak terpisahkan. Namun, rutinitas harian tradisional terganggu ketika sang tutor menderita stroke dan meninggal dunia dalam sebuah pertemuan fakultas yang ia hadiri.

Hingga akhir hayatnya, setiap hari anjing itu menunggu dengan sabar sahabatnya di stasiun Shibuya yang sama, dan dengan setia mencarinya di tengah kerumunan penumpang yang turun dari kereta. Anjing itu menunggu selama 9 tahun 10 bulan, hingga pada 8 Maret, dia mati karena kelelahan akibat bertahun-tahun berada di jalanan.tertular Dirofilariasis.

Di pemakaman Aoyama di Tokyo, keduanya tetap bersama melalui tulang belulang yang dikubur bersama, dan hingga hari ini, sebuah upacara menghormati Akita pada hari kematiannya. Di stasiun tempat Hachiko kembali setiap hari, Shibuya, terdapat sebuah patung yang bertujuan untuk mengabadikan kisah tersebut. Patung yang sekarang ini dibangun pada tahun 1948 adalah versi kedua. Patung pertama dilebur pada Perang Dunia Kedua untuk membangunsenjata.

Foto: Reproduksi/rocketnews24

Namun, penghormatan tidak berhenti sampai di situ! Dibuat oleh Fakultas Pertanian Universitas Tokyo, ada sebuah patung baru yang merepresentasikan pertemuan keduanya yang telah lama ditunggu-tunggu, yaitu Profesor Ueno dan Hachiko yang akhirnya bertemu.

Ini adalah patung kedua untuk menghormati kisah yang dibuat oleh sang seniman, yang pertama berada di Tsu, kota asal sang profesor.

Jika Anda ingin melihat patung tersebut, kunjungi saja kampus Pertanian Universitas Tokyo.

Foto: Reproduksi/rocketnews24

Gulir ke atas